Jumat, 11 Februari 2011

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN



            Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan adanya berbagai permasalahan.Pembelajaran saat ini masih cendrung hanya sebatas sebagai proses penyampaian atau proses transfer pengetahuan tentang aspek kebahasaannya yang ditambah lagi guru tidak lagi peduli bagaimana seharusnya pembelajaran itu dilaksankan yang dapat melibatkan semua partisipasi aktif siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merobah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Gejala yang lain terlihat pada kenyataan banyaknya guru yang menggunakan metode pengajaran yang cenderung sama setiap kali pertemuan/tatap muka yang mereka laksanakan di kelas.
Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan siswa ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional. Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini member dampak  ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas (mastery Learning ) kadang terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Menyadari kenyataan seperti ini para ahli berupaya untuk mencari dan merumuskan strategi yang dapat merangkul semua perbedaan yang dimiliki oleh anak didik. Strategi pembelajaran yang ditawarkan adalah strategi pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa.
Mayoritas pembelajaran bahasa Inggris yang selama ini dilaksanakan oleh guru dan siswa terutama pada sekolah traditional terlihat masih menekankan pada penyampaian materi yang dituntun oleh kurikulum yang hampir oleh guru diabaikan dengan alasan berbagai faktor kendala yang dihadapi guru,akibatnya siswa kurang, bahkan hampir tidak ada siswa yang setelah menyelesaikan atau menamatkan SMP dan bahkan setelah menamatkan SMA tidak membawa hasil yang memuaskan atas hasil pebelajaran yang dilaksanakan di sekolah,ini memang sudah menjadi rahasia umum bagi guru,bagi siswa maupun bagi masyarakat pengguna lulusan.Kondisi ini jelas menunjukan bahwa ada kegaglan yang terjadi sehingga kurikulum KTSP yang sedang berjalan sekarang hanyalah sebatas kebijakan.
Persoalan lain guru/pengajar kadang-kadang kurang menyadari tentang fungsi dan peranannya pula sehingga komunikasi dengan siswa dan atau dengan lingkungannya sering kueang baik.Guru haruslah sadar bahwa semua tindak-tanduknya yang terlihat atau terdengar oleh siswa,tentu menjadi perhatian bagi siswa dan bahwa sangat mungkin akan ditiru atau dicontoh siswa sebagian atau mungkin semuanya.Untuk itulah seorang guru haruslah mengaktualisasikan dirinya dimulai dari penampilan badanya yang menarik,menyakinkan sampai dengan penampilan secara totalitas baik di lingkungan sekolah maupun di  lingkungan luar sekolah atau disaat dia berada ditengah masyarakat harusnya tampil sudah saatnya tampil secara professional.
Menyajikan materi dan melakukan proses kegiatan pembelajaran yang berstrategi tentulah membutuhkan keahlian khusus,kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru. ” A teacher   is  person  charged  with the responsibility of  helping  others to learns and to behave in new different ways”.  (James M.Cooper,1990).
Proses pembelajaran  dapat  berjalan  optimal  perlu  adanya  rencana  yang
berstrategi.Strategi pembelajaran menurut Arthur I.Costa (1985) seperti yang dikutip oleh Rustaman (2003:3) merupakan pola kegiatan pembelajaran berurutan yang ditetapkan dari waktu kewaktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang diinginkan. Dalam hal ini,Naiman, dkk. (1978: 1) menyatakan bahwa "Semua bentuk pengajaran bahasa dapat dikembangkan dengan baik apabila kita memiliki pengetahuan yang cukup tentang pembelajar dan tentang proses belajar mengajar itu sendiri". Dengan demikian, pengetahuan mengenai sifat-sifat pembelajar akan dapat membantu dalam memfasilitasi kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajar dapat mencapai hasil yang maksimal.
            Sudah saatnya sekarang ini guru melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centred) yang berorientasi pada aktivitas siswa karena pembelajaran yang berpusat pada siswa memberi banyak ruang bagi siswa untuk lebih tereksplorasi belajarnya dengan baik ketimbang kalau pembelajaran itu berpusat pada guru.Seperti prinsip yang dijelaskan dalam PP No.19 tahun 2005 adalah bahwa proses pembelajaran yang  guru/pengajar selenggarakan harus secara interaktif,inspiratif,menyenangkan,memberikan ruang yang cukup untuki pengembanganprakarsa,kreativitas sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
            Beberapa mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia,Matematika,IPA dan juga Bahasa Inggris termasuk kepada mata pelajaran yang diujiankan secara nasional yang kita sebut dengan Ujian Nasional ( UN ),jadi  pembelajaran yang berhasil tentu dapat dilihat sampai kepada hasil penilaian ,Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat terlihat yang merupakan kemampuan siswa yang dapat diobservasi (observable).Artinya,apa hasil yang diperolleh siswa yaitu setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.Hal ini seperti yang dikemukan oleh Dick and Carey;The instructional goal is statement that describes what it is that students will be able to do after they have completed instruction ( hasil pembelajaran adalah pernyataan yang menggambarkan apa yang siswa mampu lakukan setelah mereka mengikuti pembelajaran secara lengkap).Tentu hal ini sudahlah menjadi tantangan yang lebih serius bagi guru dan sekolah untuk lebih mempersiapkan para siswa-siswanya untuk mempunyai bekal supaya dapat menghadapi bentuk penilaian apapun termasuk ujian nasional yang  dilakukan oleh pemerintah,akan tetapi tidak semua siswa dapat berhasil dengan baik.Mengamati kenyataan yang ada, memang sebagian besar strategi dan suasana proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang dilaksanakan oleh para guru/pengajar kebanyakan  kurang menarik. Sehingga ada kecenderungan siswa kurang serius atau sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut. Kondisi ini pada gilirannya berdampak pada penguasaan fungsi dan manfaat pembelajaran yang dilaksankan oleh guru di sekolah hampir dapat kita katakan kurang berhasil.
Maka untuk menjawab kondisi ini tentulah guru/pengajar dituntut  harus mempersiapkan siswa-siswanya untuk dapat memperoleh hasil belajar dan pembelajaran sebagaimana tujuan yang kita harapkan.
Mengamati persoalan-persoalan tersebut perlu ada suatu cara alternatif yang dapat membuat penyajian dan proses pembelajaran dapat menjadi suasana yang kondusif, rekreatif dan menantang siswa untuk mengeksplorasikan kemampuan mereka sehingga pada gilirannya pula dapat  mengembangkan potensi aktivasinya. Salah satu alternatif yang bisa digunakan adalah dengan pengembangan strategi pembelajaran  karena keberhasilan belajar siswa tidaklah dapat hanya mengandalkan alat bantu saja ( media ) akan tetapi haruslah didukung oleh strategi yang sesuai dan dilaksanakan dengan kemampuan guru/pengajar yang handal pula.
Potensi peserta didik akan dapat berkembang dengan maksimal jika difasilitasi dengan  strategi, pendekatan, model  dan berbagai metode. Karena pada hakikatnya secara alamiah perkembangan peserta didik berbeda-beda, baik dari inteligensi, bakat, minat,  jasmani, penginderaan dan keadaan sosial, ekonomi, serta budaya. Temuan  tentang multiple intelligence dari Howard Gardner,   menunjukkan kepada kita bahwa peserta didik memiliki kompetensi intelektual yang berbeda-beda.http://blog.unila.ac.id/herpratiwi/2009/08/22/teknik-pembelajaran/
Strategi-strategi belajar haruslah mengacu pada prilaku dan proses berfikir yang digunakan oleh siswa dalam memengaruhi hal-hal yang dipelajari,termasuk proateses memori dan metakognitif.Michael Pressley (1991) dalam (Nur,2000b:7),menyatakan bahwa strategi-strategi belajar adalah operator-operator kognitif meliputi dan terdiri atas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar).Strategi-strategi tersebut merupakan strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan masalah belajar tertentu.Untuk menyelesaikan masalah-masalah belajar siswa membutuhkan keterlibatan proses berfikir dan prilaku.
Sedangkan Sulisyono (2003),mendifinisikan strategi belajar sebagai tindakan khusus yang dilakukan seseorang untuk mempermudah,mempercepat,lebih menikmati,lebih mudah memahami secara mudah,lebih efektif,dan lebih mudah ditransfer kedalam situasi yang baru.
Untuk itu pula,maka peneliti akan mengkhususkan pada pengembangan strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa pada pembelajaran materi menulis recount text. Nunan (1995) juga mengungkapkan bahwa bahan atau wacana pembelajaran bahasa  sebaiknya  dipilih  berdasarkan  konteks  sosial,  budaya,  kebahasaan,  dan kehidupan siswa secara menyeluruh. (http://groups.yahoo.com/group/ppiindia).
Pengembangan strategi pembelajaran bagi guru/pengajar bahasa Inggris merupakan hal yang penting setelah pendukung yang lain dipandang cukup dalam upaya mewujudkan  pembelajaran yang dilaksanakan lebih secara mandiri oleh siswa itu sendiri,kompetitif dan bertanggungjawab.Strategi pembelajaran yang dimaksud atau yang dikembangkan diharapkan dapat membantu para guru/pengajar untuk dapat mencapai tujuan belajar yang direncanakan. Selama ini pembelajaran bahasa inggris yang dilaksanakan oleh guru/pengajar kebanyakan hanya menekankan penyampaian pembelajaran.
Berdasarkan dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berstrategi lebih penting.Karena sering sekali kita mendengar para rekan guru/pendidik selalu mengeluh dengan hasil pengajaran bahasa yang mereka telah laksanakan karena keberhasilan anak belajar berbahasa tergantung pula seberapa aktif mereka dilibatkan atau terlibat dalam proses pembelajran itu sendiri.

1 komentar:

  1. wah panjang nian, lg pula spasinya terlalu lebar perkecil biar dak boros halaman, posting terus, lanjuuut... sukses untuk pak muja

    BalasHapus